TIDORE – Pemerintah Desa Bukit Durian, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan, resmi meluncurkan inovasi SPEKANBERSI (Sistem Pelayanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Bersinergi). Inovasi ini digagas sebagai langkah konkret menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan bebas dari gangguan kamtibmas di tingkat desa.
Kepala Desa Bukit Durian, Viktor Pareta, menjelaskan bahwa SPEKANBERSI merupakan solusi pelayanan keamanan yang menitikberatkan pada pembinaan masyarakat dan penanganan masalah sosial secara persuasif dan terukur.
“Kami ingin mengubah pendekatan penanganan gangguan kamtibmas, bukan hanya dengan penindakan, tetapi lewat pembinaan yang melibatkan semua unsur masyarakat. SPEKANBERSI hadir sebagai bentuk kepedulian kami terhadap situasi keamanan lingkungan,” ujar Viktor Pareta, Rabu (26/6/2025).
Ia menambahkan bahwa program ini lahir dari kebutuhan mendesak akan sistem terpadu yang mampu merespons cepat laporan masyarakat terkait gangguan keamanan, seperti kenakalan remaja maupun pelanggaran ringan lainnya.
Melalui SPEKANBERSI, satgas desa akan bertugas menerima pengaduan masyarakat melalui media sosial, WhatsApp, atau secara langsung di kantor desa. Setelah itu, satgas akan memanggil pihak terkait, melakukan mediasi, serta menyusun pernyataan bersama sebagai komitmen untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum.
“Kalau masalah yang dilaporkan menyangkut anak muda atau pelanggaran ringan, kita utamakan pembinaan selama sepekan, bukan langsung penegakan hukum. Ini agar ada efek jera sekaligus pendekatan kemanusiaan,” jelas Viktor.
Selama masa pembinaan, masing-masing pembina dari bidang yang terkait akan melakukan pendekatan intensif. Setelah sepekan, satgas akan menerbitkan surat keterangan bahwa pembinaan telah dilakukan.
Viktor Pareta menegaskan bahwa sasaran utama program ini adalah seluruh masyarakat di lingkungan Desa Bukit Durian dan sekitarnya yang terlibat dalam masalah kamtibmas. Ia berharap SPEKANBERSI dapat menjadi model penanganan sosial berbasis desa yang bisa diadopsi oleh desa-desa lain di Maluku Utara.
“Inovasi ini bukan sekadar program desa. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial kami dalam menciptakan desa yang aman, damai, dan tertib. Kami butuh dukungan semua pihak,” pungkasnya.







