MARASAI.id, – Almanak Islamiyah Kesultanan Tidore akhirnya dilaunching bersamaan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1445 hijriah, yang berlangsung di Sonyine Salaka Kadaton Kesultanan Tidore, Sabtu (30/9/2023).
Kalender 100 yang dikeluarkan oleh Kesultanan Tidore ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan memanfaatkan warisan ilmu falak yang sudah digunakan oleh Kesultanan Tidore ribuan tahun lalu.
Sultan Tidore Jou Ou Husain Syah menyebutkan ini merupakan upaya melestarikan dan memanfaatkan ilmu falakiyah yang sudah ada sejak dahulu kala.
“Ini merupakan suatu warisan intelektual yang sudah digunakan oleh para leluhur di Tidore, sehingga perlu dilestarikan dan merupakan identitas kita,” kata Jou Ou.
Menurutnya, ada beberapa hal yang hilang atau dilupakan oleh orang masa kini, terkait dengan penamaan hari dan istilah dalam penanggalan yang sudah ada sejak dulu di Kesultanan Tidore.
“Hal kecil seperti nama hari, dahulu orang tidak mengenal Minggu tapi Ahad, kenapa disebut Ahad itu ada sebab dan sejarahnya, ini yang hilang dan kita berupaya untuk melesatkan kembali,” jelasnya.
Jou Ou menyebutkan, kalender ini bukan merupakan kalender tandingan ke pemerintah, melainkan memberikan kontribusi kepada khazanah pengetahuan dan kearifan budaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Ketua Tim Penghitungan dan Penyusunan Kalender Islam 100 Tahun Kesultanan Tidore, Ishak Naser menyebutkan penyusunan kalender ini merujuk kepada naskah kuno Kesultanan Tidore yakni Al-Falaq Al-Qamariya.
“Ilmu yang kita gunakan dalam penentuan hari hari besar Islam juga merujuk kepada ajaran Islam yakni dengan metode hisab dan rukyat hilal, sehingga dengan adanya kalender ini menjadi rujukan bagi masyarakat,” kata Ishak.
Menurutnya, penyusunan kalender ini sudah dirancang sejak setahun lalu, yakni pada bulan Syawal tahun 1444 hijiriah, hingga launching kalender 100 tahun ini akan dimulai pada tahun ini yakni 1445 hijiriah.
“Tim bekerja selama 5 bulan lalu kita buat penelitian lagi berdasarkan naskah tua, tim yang bergabung disini juga berasal dari kementerian agama dan menggunakan teknologi mutahir untuk membuat kalender ini,” jelasnya.
Ishak menyebutkan, kalender ini sebenarnya sudah digunakan selama ribuan tahun oleh masyarakat Tidore dahulu kala, sehingga pada saat ini baru dibuat dalam bentuk kalender tertulis.







