MOTI, – Menjadi tempat konfederasi 4 kesulitan Kie Raha ratusan tahun silam tak membuat Pulau Moti menjadi begitu maju hari ini, Moti justru terlihat kontras jika dibandingkan dengan Kota Ternate yang kian maju.
Hal ini membuat komunitas OTI Productions menggelar kegiatan Moti Bersuara 1322, yang berlangsung di gedung serbaguna Moti Kota, Sabtu (12/8/2023).
Turut hadir dalam kegiatan itu Abubakar Abdullah, yang tampil sebagai narasumber pada Diskusi Moti Basuara 1322, bersama Sultan Tidore Husen syah, anggota DPRD Provinsi, Sofyan Daud, Habib Zaki, akademisi Herman Usama dan A. Malik Ibrahim.
Dihadapan ratusan peserta, Abubakar yang biasa disapa Aka ini dalam paparannya mengapresiasi OTI production, menurutnya apa yang dilakukan ini adalah cara generasi hari ini untuk berterimakasih kepada para kolano atau para sultan yang 701 tahun silam telah meletakkan spirit melalui konfederasi Moti Vorbon.
“Kita ini memang dilanda penyakit lupa, sengaja melupakan peristiwa-peristiwa besar itu, saya melihat ada orang tidak terlalu jujur membacara sejarah dan lupa berterimakasih pada para sultan,” ungkap Aka.
Menurutnya, indikator sederhana saja dengan melihat bagaimana kondisi masyarakat yang jumlahnya kurang lebih 6000 orang yang mendiami Pulau Moti dilayani kebutuhan dasarnya atau tidak.
“Jika kuliatas pendidikan, pelayanan kesehatan dan ekonomi masyarakat belum dapat dijaminkan, itu artinya kita belum bisa berterimakasi kepada para leluhur kita, para kolano kita,” jelasnya.
Aka juga menambahkan, PulauMoti kedepan harus menjadi destinasi sejarah Kota Ternate khususnya dan Maluku Utara pada umumnya.







