MARASAI.iD – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Pendidikan menggelar kegiatan Pendampingan Pengelolaan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai 16 hingga 17 Juni 2025, di Meeting Room Beliga Hotel, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana. Peserta yang terlibat terdiri dari kepala sekolah, bendahara, operator PAUD, serta pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Ketua Panitia Pelaksana, Arizal Buamona, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas Dinas Pendidikan. Tujuannya, agar pengelolaan dana BOP di satuan pendidikan bisa dilakukan secara efektif, efisien, dan akuntabel.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam pengelolaan dana BOP, serta mendorong peningkatan kualitas PAUD dan Pendidikan Kesetaraan di Kepulauan Sula,” ungkap Arizal.
Sementara itu, Ketua Bunda PAUD Kepulauan Sula, Hj. Hayati Marasabessy, mendorong para Bunda PAUD untuk terlibat aktif dalam mengawasi dan mendampingi pemanfaatan dana BOP di satuan PAUD.
“Bantuan dari pemerintah harus digunakan secara amanah dan tepat sasaran. Kita semua harus memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh anak-anak didik,” ujarnya.
Hj. Hayati juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras mendukung kemajuan PAUD di Kepulauan Sula, termasuk Dinas Pendidikan, OPD terkait, serta mitra organisasi lainnya.
“Mari kita perkuat komitmen dan kolaborasi demi menciptakan generasi emas Indonesia melalui pendidikan anak usia dini yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan,” tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kepulauan Sula, Marini Nur Ali, menjelaskan bahwa pada tahun 2025, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan dana BOP sebesar Rp 58,2 triliun secara nasional. Dari jumlah tersebut, Kepulauan Sula menerima alokasi sebesar Rp 3,8 miliar untuk BOP PAUD dan Pendidikan Kesetaraan, yang disalurkan dalam dua tahap.
Ia menekankan pentingnya perencanaan penggunaan dana BOP yang berbasis pada data Raport Pendidikan, agar setiap satuan pendidikan mampu melakukan refleksi dan perbaikan mutu pembelajaran secara tepat.
“Dana BOP harus digunakan sesuai skala prioritas, termasuk pengadaan buku bermutu untuk menumbuhkan minat baca sejak dini. Kami berharap kepala sekolah dan tim manajemen BOP bisa meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan dana ini,” ujar Marini.
Ia menutup dengan harapan besar agar kegiatan ini menjadi momentum penting dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan PAUD dan Pendidikan Kesetaraan di Kepulauan Sula.







