MARASAI.iD – Slogan “Sofifi Rumah Kita” yang dulu dikumandangkan oleh mantan Gubernur Abdul Ghani Kasuba dan terus dilanjutkan oleh Penjabat Gubernur Samsuddin A. Kadir, sepertinya hanya menjadi kata manis tanpa makna nyata.
Komitmen Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk menjadikan Sofifi sebagai pusat pemerintahan seakan-akan hanya sebatas wacana, tidak pernah terwujud secara konkret.
Keraguan terhadap keseriusan pemerintah provinsi semakin nyata ketika banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang masih memilih Ternate sebagai lokasi kegiatan mereka, meskipun sarana di Sofifi sudah memadai.
Salah satu contoh paling mencolok adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang justru menggelar kegiatan penting, yakni Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2024-2045, di Hotel Sahid Bela, Ternate, pada Senin (12/8/2024).
Amatan media ini diawal pekan yang seharusnya ramai dengan aktifitas perkantoran akan tetapi terlihat sunyi, sebab sebagian besar pimpinan OPD dan stafnya berada di Ternate.
Ironisnya, Kantor Gubernur di Sofifi sebenarnya memiliki aula yang representatif dan mampu menampung ratusan peserta, namun tetap saja kegiatan-kegiatan skala besar kerap dialihkan ke Ternate.
Padahal, jika pemerintah benar-benar serius dalam menguatkan Sofifi sebagai pusat pemerintahan, maka penggunaan fasilitas di kota tersebut harus diutamakan.
Ini bukan pertama kalinya Sofifi terpinggirkan dalam berbagai kegiatan pemerintahan. Meskipun secara formal ditetapkan sebagai ibu kota provinsi, Sofifi masih kurang mendapat perhatian dari segi aktivitas birokrasi.
Hal ini memperlihatkan ketidakkonsistenan antara slogan yang sering didengungkan dengan kenyataan di lapangan.
Padahal msyarakat berharap, pemerintah provinsi segera mengevaluasi kebijakan ini dan mulai menunjukkan komitmen nyata untuk mengembangkan Sofifi, bukan hanya dalam retorika, tetapi juga dalam aksi konkret yang dapat dirasakan oleh semua pihak.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Malut, Rahwan K Suamba selaku juru bicara pemerintah saat dikonfirmasi mengaku banyak kegiatan dilaksanakan di Ternate karena faktor fasilitas.
“Ini kegiatan besar yang mendatangkan orang dari 10 kabupaten Kota, sehingga di buat dk Ternate, selain itu fasilitas videotron do aula Nuku juga sedang bermasalah,” jelas Rahwan.
Menurutnya pemerintah provinsi masih tetap berkomitmen pada slogan Sofifi Rumah Kita.







